5 Tip Investasi yang Tepat Saat Harga Emas Tembus Rp1 Juta
06 Agustus 2020, 09:00:00 Dilihat: 423x

Jakarta -- Pekan lalu menjadi pekan yang menggembirakan bagi investor yang memiliki portofolio emas. Bagaimana tidak? Harga emas PT Aneka Tambang (Persero) Tbk atau Antam tembus Rp1,02 juta per gram pada Selasa (28/7) lalu dan menjadi harga emas tertinggi sepanjang masa.
Kenaikan emas Antam ini sejalan dengan terbangnya harga emas global. Pada perdagangan spot, harga emas tercatat sebesar US$1.973,71 per troy ons.
Kenaikan harga logam mulia itu, membuatnya semakin dilirik sebagai instrumen investasi. Namun, sebelum memutuskan untuk menempatkan dana Anda pada emas, sebaiknya simak sejumlah tip dari perencana keuangan berikut.
1. Jangka waktu panjang
Perencana Keuangan dari Finansial Consulting Eko Endarto mengatakan tidak ada salahnya untuk mulai investasi emas saat ini. Namun, jika ingin berinvestasi emas saat ini sebaiknya untuk tujuan jangka menengah hingga panjang.
"Kalau tujuannya untuk mendapatkan keuntungan cepat, ini bukan waktunya karena harganya sudah cukup tinggi," ujarnya kepada CNNIndonesia.com.
Sebagai gambaran, jangka waktu pendek adalah investasi di bawah satu tahun atau di bawahnya. Lalu, lebih dari satu tahun berarti jangka menengah, sedangkan di atas lima tahun adalah investasi jangka panjang.
2. Membeli bertahap
Eko menyarankan untuk membeli emas secara bertahap. Sejalan dengan itu, investor tetap harus memperhatikan pergerakan harga logam mulia. Ketika harganya turun, investor bisa kembali menambah kepemilikan emasnya.
"Sisanya, simpan dulu uangnya tunai, ketika mulai turun masukan kembali sedikit lagi secara periodik," imbuhnya.
Perencana Keuangan dari Advisors Alliance Group Indonesia Andy Nugroho menambahkan investor sebaiknya tidak mencicil pembelian emas melalui toko online. Jika investor memiliki modal investasi dalam jumlah besar, sebaiknya langsung membeli emas dalam ukuran gram secara tunai.
"Jumlahnya sedikit atau banyak itu bergantung dari uang menganggur yang dimiliki," ujarnya.
3. Prediksi harga emas
Emas merupakan aset safe haven atau aman karena mempunyai tingkat risiko rendah. Sebagai aset safe haven, Eko menuturkan harga emas cenderung naik ketika terjadi ketidakpastian global.
Dalam konteks saat ini, terjadi ketidakpastian global akibat pandemi Covid-19. Tak ada satu orang pun di dunia ini yang bisa memprediksi kapan virus ini akan berakhir, sehingga menimbulkan ketidakpastian.
"Kita tidak tahu emas akan naik lagi atau tidak, tapi dengan kondisi seperti ini ada kemungkinan emas akan naik lagi," ucapnya.
Selain itu, harga emas juga berpotensi naik apabila terjadi guncangan ekonomi. Pasalnya, investor memburu aset aman untuk melindungi investasinya.
Jika melihat gambaran ekonomi global maupun domestik saat ini, sudah bukan rahasia lagi jika pandemi menekan pertumbuhan ekonomi hampir semua negara.
Bahkan, beberapa negara sudah masuk jurang resesi. Indonesia sendiri, diprediksi oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani akan mengalami kontraksi pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2020 di rentang minus 3,54 persen hingga 5,08 persen dengan titik tengah 4,3 persen.
"Kalau kuartal II besok krisis, emas akan naik lagi," katanya.
Andy menambahkan layaknya instrumen investasi lainnya, harga emas berpotensi naik juga turun. Namun, penurunan emas tidak tajam dibandingkan dengan aset berisiko.
"Apakah kemudian harganya akan naik, iya. Apakah kemungkinan harga turun, iya. Hanya saja sebagai lindung nilai mata uang, logam mulia mulai menarik," katanya.
4. Diversifikasi instrumen
Dalam investasi, kita kerap mendengar kalimat jangan menaruh semua telur ke satu keranjang. Meski terdengar klise, namun Andy sangat menyarankan investor untuk melakukan diversifikasi investasi.
Tujuannya, jika terjadi penurunan pada satu instrumen maka investor masih memiliki aset lainnya.
"Coba diversifikasi, misalnya 50 persen logam mulia, 50 persen pada aset lainnya," katanya.
5. Pilihan instrumen lain
Emas bukanlah satu-satunya instrumen investasi. Pilihan instrumen investasi ini, kata Andy disesuaikan dengan profil risiko investor.
Untuk mereka yang cenderung memilih risiko rendah atau konservatif instrumen yang disarankan menempatkan modalnya pada Surat Berharga Negara (SBN). Pasalnya, SBN memiliki underlying investasi (aset dasar) dijamin negara.
Toh, saat ini pemerintah menawarkan SBN ritel mulai Rp1 juta sehingga terjangkau.
Untuk pilihan lebih moderat atau risiko sedang, maka pilihan investasinya adalah reksa dana pasar uang atau pendapatan tetap.
Kedua jenis reksa dana itu modalnya ditempatkan pada pada instrumen pasar uang seperti Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito berjangka, dan obligasi yang jatuh tempo di bawah satu tahun.
Sedangkan untuk investor dengan kecenderungan risiko tinggi, ia menyarankan penempatan dana di reksa dana saham maupun investasi langsung kepada saham.
Sumber : cnnindonesia.com
Share:

UN Videos

Java Coffee Culture and Festival Peneleh 2024
Rapat Terbuka Senat dalam rangka Wisuda Sarjana ke - 56 dan Magister ke - 44
Wisuda Sarjana Ke 54 dan Magister Ke 42 Universitas Narotama

UN Cooperation

De Montfort Leicester University Alexandria University Chiang mai university Derby University
 
Essex I Coe Rel UTHM ICOGOIA University Malaysia PAHANG Universiti Utara Malaysia
 
National University Kaohsiung Taiwan Politeknik Sultan Mizan Zainal Abidin Prince Sultan University Quest Nawab Shah Pakistan Universiti Teknologi MARA
 
Universiti Kebangsaan Malaysia Universiti Malaysia Kelantan Universiti Malaysia Perlis Universiti Zainal Abidin Universiti Sains Malaysia
 
Universiti Pendidikan Sultan Idris Erasmus

 

INTAKINDO PT. Aria Jasa Konsultan Bumi Harmoni Indoguna Cakra Buana Consultan Ciria Jasa Consultant
 
Internasional Peneliti Sosial Ekonomi Teknologi PT. Jasa Raharja NOKIA INKINDO MASKA
 
Surabaya TV PT. Amythas General Consultant
 
       

 

Perkumpulan Ahli dan Dosen Republik Indonesia IT Telkom Surabaya Institut Aditama Surabaya Institut Teknologi Nasional Malang
 
Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya Politeknik Negeri Malang Universitas Pakuan Universitas Nasional Kualita Pendidikan Indonesia
 
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Politeknik Negeri Bali Sekolah Tinggi Agama Islam Salahuddin Pasuruan
 
Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul `Ula Nganjuk Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Al Anwar Mojokerto STIE NU Trate Gresik Sekolah Tingi Ilmu Ekonomi Widya Gama Lumajang Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yapan Surabaya
 
STIE Pemuda STIKOSA STKIP PGRI Bangkalan STKIP PGRI Jombang STKIP PGRI Sidoarjo
 
STT Pomosda Nganjuk UINSA Universitas Mercu Buana Universitas Airlangga Universitas Darul `Ulum Jombang
 
Universitas Negeri Surabaya Universitas Brawijaya Malang Teknik Sipil Universitas Negeri Surabaya Universitas PGRI Adi Buana Surabaya UNIPDU
 
UNISLA UNISMA Universitas 45 Bekasi Universitas Dr.Soetomo UNITRI
 
Universitas 45 Surabaya Universitas Bondowoso Universitas Islam Madura Pamekasan Universitas Jember Universitas Maarif Hasyim Latif
 
Universitas Madura Universitas Merdeka Surabaya Universitas Bina Darma Universitas Wijaya Putra Universitas Padjajaran
 
Universitas Muhammadiyah Malang Universitas Muhammadiyah Papua Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Universitas Muhammadiyah Surabaya Universitas Negeri Malang
 
Universitas Islam Raden Rahmat Universitas Widyagama Malang Universitas Pembangunan Nasional Veteran Surabaya UWIKA Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
 
UNIVERSITAS SUNAN BONANG TUBAN Universitas 17 Agustus Surabaya UNUGIRI Bojonegoro Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
 
Akademi Pariwisata Majapahit  

 

Copyright (c) 2025 by UN | Universitas Narotama, All Rights Reserved.