Manfaat dan Mudarat Redenominasi Rp1.000 Jadi Rp1
12 Juli 2020, 09:00:03 Dilihat: 372x

Jakarta -- Wacana kebijakan menyederhanakan nominal mata uang menjadi lebih kecil tanpa mengubah nilainya (redenominasi) kembali muncul ke publik. Singkatnya, kebijakan ini akan menghilangkan digit nol pada rupiah. Misalnya, uang pecahan Rp1.000 menjadi Rp1 dan seterusnya.
Wacana ini muncul karena Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengusulkan kembali pembahasan Rancangan Undang-Undang (RUU) Redenominasi di Peraturan Menteri Keuangan Nomor 77/PMK.01/2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Keuangan Tahun 2020-2024.
Lantas apa manfaat dan mudarat menyulap rupiah dari Rp1.000 menjadi Rp1?
Manfaat
Dari sisi manfaat, redenominasi bisa membuat perekonomian lebih efisien karena berbagai pelaporan dan pembukuan serta transaksi tidak perlu lagi menggunakan pencatatan nominal yang panjang seperti saat ini. Misalnya di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), laporan keuangan perusahaan, hingga pencatatan harga barang di toko-toko ritel sehari-hari.
"Urgensi pembentukan (RUU Redenominasi) menimbulkan efisiensi perekonomian berupa percepatan waktu transaksi, berkurangnya risiko human error, dan efisiensi pencantuman harga barang/jasa karena sederhananya jumlah digit rupiah," kata Sri Mulyani, dikutip Rabu (8/7).
Sementara, Gubernur Bank Indonesia (BI) periode 2013-2018 Agus Martowardojo pernah mengungkapkan bahwa redenominasi bisa meningkatkan citra rupiah dari mata uang lain di dunia. Sebab, banyak negara yang sudah lebih dulu menggunakan nominal sedikit pada mata uang mereka.
"Ini akan membuat persepsi terhadap perekonomian Indonesia menjadi lebih baik, efisiensi juga menjadi lebih baik, dan tentu membuat mata uang rupiah sejajar dengan mata uang dunia lainnya," katanya.
Tak hanya itu, redenominasi bisa memberi dukungan pada stabilitas nilai tukar rupiah dan tingkat kenaikan harga atau inflasi. Sebab, rupiah yang stabil turut menjaga inflasi.
Mudarat
Sementara dari sisi mudarat, redenominasi akan memberikan kerugian pada meningkatnya biaya pencetakan uang baru. Sebab, rupiah dengan nominal lama akan ditarik secara bertahap dari masyarakat untuk diganti yang baru.
Belum lagi, ada biaya sosialisasi hingga pengubahan sistem elektronik di semua institusi. Mulai dari kementerian/lembaga, bank, hingga toko-toko.
Ekonom PT Bank Permata Tbk Josua Pardede mengatakan redenominasi yang dilakukan pada waktu yang tidak tepat justru bisa menimbulkan masalah. Yang paling rentan justru bisa menimbulkan inflasi.
"Timing yang salah saat pemberlakuan implementasi dampaknya bisa negatif. Misalnya Turki kan sempat redenominasi tapi timing-nya enggak tepat sehingga inflasinya sempat melonjak," kata Josua.
Selain itu, menurut Kepala Departemen Ekonomi CSIS Yose Rizal Damuri, waktu pelaksanaan yang tidak tepat dan kurang sosialisasi justru bisa menimbulkan kepanikan di masyarakat. Apalagi, kebijakan ini pasti memakan waktu lama sekitar tujuh tahun untuk masa transisi.
"Makanya harus dikomunikasikan dengan baik untuk meminimalisir efek psikologis kepada masyarakat. Selama ini belum ada upaya tersebut," tutur Yose.
Sumber : cnnindonesia.com
Share:

UN Videos

Visiting Professor, Program Studi Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
Java Coffee Culture and Festival Peneleh 2024
Rapat Terbuka Senat dalam rangka Wisuda Sarjana ke - 56 dan Magister ke - 44

UN Cooperation

De Montfort Leicester University Alexandria University Chiang mai university Derby University
 
Essex I Coe Rel UTHM ICOGOIA University Malaysia PAHANG Universiti Utara Malaysia
 
National University Kaohsiung Taiwan Politeknik Sultan Mizan Zainal Abidin Prince Sultan University Quest Nawab Shah Pakistan Universiti Teknologi MARA
 
Universiti Kebangsaan Malaysia Universiti Malaysia Kelantan Universiti Malaysia Perlis Universiti Zainal Abidin Universiti Sains Malaysia
 
Universiti Pendidikan Sultan Idris Erasmus

 

INTAKINDO PT. Aria Jasa Konsultan Bumi Harmoni Indoguna Cakra Buana Consultan Ciria Jasa Consultant
 
Internasional Peneliti Sosial Ekonomi Teknologi PT. Jasa Raharja NOKIA INKINDO MASKA
 
Surabaya TV PT. Amythas General Consultant
 
       

 

Perkumpulan Ahli dan Dosen Republik Indonesia IT Telkom Surabaya Institut Aditama Surabaya Institut Teknologi Nasional Malang
 
Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya Politeknik Negeri Malang Universitas Pakuan Universitas Nasional Kualita Pendidikan Indonesia
 
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Politeknik Negeri Bali Sekolah Tinggi Agama Islam Salahuddin Pasuruan
 
Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul `Ula Nganjuk Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Al Anwar Mojokerto STIE NU Trate Gresik Sekolah Tingi Ilmu Ekonomi Widya Gama Lumajang Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yapan Surabaya
 
STIE Pemuda STIKOSA STKIP PGRI Bangkalan STKIP PGRI Jombang STKIP PGRI Sidoarjo
 
STT Pomosda Nganjuk UINSA Universitas Mercu Buana Universitas Airlangga Universitas Darul `Ulum Jombang
 
Universitas Negeri Surabaya Universitas Brawijaya Malang Teknik Sipil Universitas Negeri Surabaya Universitas PGRI Adi Buana Surabaya UNIPDU
 
UNISLA UNISMA Universitas 45 Bekasi Universitas Dr.Soetomo UNITRI
 
Universitas 45 Surabaya Universitas Bondowoso Universitas Islam Madura Pamekasan Universitas Jember Universitas Maarif Hasyim Latif
 
Universitas Madura Universitas Merdeka Surabaya Universitas Bina Darma Universitas Wijaya Putra Universitas Padjajaran
 
Universitas Muhammadiyah Malang Universitas Muhammadiyah Papua Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Universitas Muhammadiyah Surabaya Universitas Negeri Malang
 
Universitas Islam Raden Rahmat Universitas Widyagama Malang Universitas Pembangunan Nasional Veteran Surabaya UWIKA Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
 
UNIVERSITAS SUNAN BONANG TUBAN Universitas 17 Agustus Surabaya UNUGIRI Bojonegoro Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
 
Akademi Pariwisata Majapahit  

 

Copyright (c) 2025 by UN | Universitas Narotama, All Rights Reserved.