Peneliti Wanti-wanti Buntut RI Naik Kelas Menengah Atas
10 Juli 2020, 09:00:19 Dilihat: 350x

Jakarta -- Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Pingkan Audrine Kosijungan mengapresiasi klasifikasi baru Indonesia sebagai negara dengan pendapatan menengah ke atas (upper middle income countries) dari posisi sebelumnya berpendapatan menengah ke bawah (lower middle income countries).
Indonesia, menurut klasifikasi Bank Dunia, naik kelas setelah GNI per kapita-nya naik dari US$3.850 menjadi sebesar US$4.050 pada 2019. Kenaikan GNI ini membawa RI duduk bersama 55 negara lainnya di bawah negara dengan pendapatan tinggi, dan membawahi dua kelompok lainnya, yaitu negara kelas menengah ke bawah, serta negara pendapatan rendah (low income).
Perubahan status ini, kata Pingkan, memberikan optimisme pemulihan ekonomi di tengah tekanan pandemi virus corona (covid-19). Perubahan status juga dapat berdampak mengembalikan dan menjaga tingkat kepercayaan investor, mitra dagang, termasuk mitra pembangunan atas ketahanan ekonomi RI.
Namun demikian, Pingkan mengingatkan setidaknya ada dua efek akibat perubahan status ini yang perlu diwaspadai. Pertama, Bank Dunia menggunakan klasifikasi sebagai salah satu faktor rujukan apakah suatu negara memenuhi syarat dalam mengakses fasilitas mereka, salah satunya harga pinjaman (loan pricing).
"Dengan kenaikan status (kelas menengah ke atas), Indonesia dianggap mampu membayar bunga pinjaman dengan rate (suku bunga) yang lebih tinggi. Hal ini tertentu memengaruhi biaya utang pemerintah," ujarnya, dalam keterangan resmi, Rabu (8/7).
Kedua, sambung Pingkan, perubahan status dapat mendorong beberapa mitra dagang Indonesia mencabut fasilitas perdagangan, salah satunya Generalized System of Preferences (GSP).
Beberapa waktu lalu, Amerika Serikat (AS) menempuh langkah pencabutan GSP kepada sejumlah negara. Padahal, fasilitas tersebut memberi keuntungan bagi penetrasi produk lokal komoditas pertanian, perikanan, hingga tekstil.
"Jika negara-negara lain mengikuti langkah yang sama (seperti AS mencabut GSP) tentu akan memberatkan upaya ekspor Indonesia ke depannya, terutama di tengah perlambatan ekonomi global saat ini," jelasnya.
Kenaikan kelas RI dari menengah ke bawah menjadi menengah ke atas sendiri mendapat tanggapan berbeda-beda dari masyarakat, mengingat saat ini RI berupaya untuk memulihkan ekonominya yang terdisrupsi pandemi covid-19.
Diketahui, pertumbuhan ekonomi RI pada kuartal pertama sebesar 2,97 persen atau meleset dari perkiraan Bank Indonesia 9BI) sebesar 4,4 persen. Hal itu tidak terlepas dari penanganan dampak covid-19 yang memengaruhi kegiatan ekonomi, konsumsi, produksi, investasi, hingga perdagangan internasional.
Diperkirakan, pertumbuhan ekonomi pada kuartal kedua dalam rentang 0,4 persen hingga 1 persen. Bahkan, dalam skenario terburuk, laju ekonomi diproyeksi terkontraksi hingga minus 3,8 persen.
Sumber : cnnindonesia.com
Share:

UN Videos

Visiting Professor, Program Studi Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
Java Coffee Culture and Festival Peneleh 2024
Rapat Terbuka Senat dalam rangka Wisuda Sarjana ke - 56 dan Magister ke - 44

UN Cooperation

De Montfort Leicester University Alexandria University Chiang mai university Derby University
 
Essex I Coe Rel UTHM ICOGOIA University Malaysia PAHANG Universiti Utara Malaysia
 
National University Kaohsiung Taiwan Politeknik Sultan Mizan Zainal Abidin Prince Sultan University Quest Nawab Shah Pakistan Universiti Teknologi MARA
 
Universiti Kebangsaan Malaysia Universiti Malaysia Kelantan Universiti Malaysia Perlis Universiti Zainal Abidin Universiti Sains Malaysia
 
Universiti Pendidikan Sultan Idris Erasmus

 

INTAKINDO PT. Aria Jasa Konsultan Bumi Harmoni Indoguna Cakra Buana Consultan Ciria Jasa Consultant
 
Internasional Peneliti Sosial Ekonomi Teknologi PT. Jasa Raharja NOKIA INKINDO MASKA
 
Surabaya TV PT. Amythas General Consultant
 
       

 

Perkumpulan Ahli dan Dosen Republik Indonesia IT Telkom Surabaya Institut Aditama Surabaya Institut Teknologi Nasional Malang
 
Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya Politeknik Negeri Malang Universitas Pakuan Universitas Nasional Kualita Pendidikan Indonesia
 
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Politeknik Negeri Bali Sekolah Tinggi Agama Islam Salahuddin Pasuruan
 
Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul `Ula Nganjuk Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Al Anwar Mojokerto STIE NU Trate Gresik Sekolah Tingi Ilmu Ekonomi Widya Gama Lumajang Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yapan Surabaya
 
STIE Pemuda STIKOSA STKIP PGRI Bangkalan STKIP PGRI Jombang STKIP PGRI Sidoarjo
 
STT Pomosda Nganjuk UINSA Universitas Mercu Buana Universitas Airlangga Universitas Darul `Ulum Jombang
 
Universitas Negeri Surabaya Universitas Brawijaya Malang Teknik Sipil Universitas Negeri Surabaya Universitas PGRI Adi Buana Surabaya UNIPDU
 
UNISLA UNISMA Universitas 45 Bekasi Universitas Dr.Soetomo UNITRI
 
Universitas 45 Surabaya Universitas Bondowoso Universitas Islam Madura Pamekasan Universitas Jember Universitas Maarif Hasyim Latif
 
Universitas Madura Universitas Merdeka Surabaya Universitas Bina Darma Universitas Wijaya Putra Universitas Padjajaran
 
Universitas Muhammadiyah Malang Universitas Muhammadiyah Papua Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Universitas Muhammadiyah Surabaya Universitas Negeri Malang
 
Universitas Islam Raden Rahmat Universitas Widyagama Malang Universitas Pembangunan Nasional Veteran Surabaya UWIKA Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
 
UNIVERSITAS SUNAN BONANG TUBAN Universitas 17 Agustus Surabaya UNUGIRI Bojonegoro Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
 
Akademi Pariwisata Majapahit  

 

Copyright (c) 2025 by UN | Universitas Narotama, All Rights Reserved.