Jakarta -- Ketupat, opor, kue nastar dan tidak lupa Tunjangan Hari Raya (THR) menjadi amunisi tambahan saat hari raya Idul Fitri. Tak hanya pekerja yang menanti, bocah-bocah pun menantikan momentum salam tempel sembari memakai baju baru.
Sayangnya, tahun ini lebaran akan terasa berbeda dibandingkan sebelumnya. Pasalnya, lebaran dirayakan di tengah pandemi corona. Absennya bising petasan hingga undangan open house sanak saudara berpotensi mewarnai lebaran tahun ini.
Tak semua orang pun bisa merayakan lebaran dengan nyaman. Pasalnya, ada di antara mereka yang kurang beruntung tidak mendapatkan THR dari kantornya karena tempat kerja mereka sedang kesulitan keuangan.
Meskipun demikian, ada juga yang masih bisa mencicipi nikmatnya THR di tengah lemahnya roda perekonomian. THR bak menjadi oase di tengah padang pasir.
Tapi, Perencana Keuangan Aidil Akbar Madjid mengingatkan untuk tak menghambur-hamburkan THR tahun ini. Bisa saja, THR tahun ini malah menjadi pahlawan penyelamat di kemudian hari.
Aidil mengungkap kebiasaan membelanjakan uang THR tanpa pikir dua kali bisa jadi keputusan yang membawa sesal di kemudian hari. Pasalnya, saat ini pendapatan berpotensi tak stabil sementara kebutuhan terus jalan. Ia menyarankan pekerja untuk tak menghabiskan THR sekaligus.
Dia menambahkan, dana THR juga dapat digunakan untuk subsidi silang biaya rutin yang meningkat seperti iuran peserta BPJS Kesehatan yang ditetapkan naik pada Juli mendatang. Atau, untuk membiayai membengkaknya tagihan listrik dan internet selama periode kerja dari rumah (WFH) yang belum diketahui kapan akan berakhir.
"Justru dengan adanya uang lebih seperti THR jangan dihambur-hamburkan, disimpan karena kita belum tahu kondisi ke depan seperti apa," ucapnya kepada CNNIndonesia.com, Kamis (14/5).
Sarannya, tabung sekitar 60 persen hingga 70 persen dari THR. Meski terbilang banyak, namun sebetulnya penghematan tak sulit dilakukan mengingat rata-rata pengeluaran yang hadir di tengah lebaran yang terjadi saat virus corona telah tereliminasi dengan sendirinya.
Dia mencontohkan mudik yang dilarang pemerintah. Tradisi tahunan tersebut merupakan pos pengeluaran pertama dan terbesar yang dapat diselamatkan.
Dalam hitungannya, mudik berkontribusi hingga 70 persen dari pengeluaran THR. Nah, uang tiket transportasi mudik kini dapat mengendap dalam rekening bank.
Pengeluaran lainnya yang mungkin dianggap sepele seperti biaya salon, belanja pakaian Lebaran, hingga sendal/sepatu dapat menjadi pos yang dihemat. Maklum, lebaran kali ini kemungkinan hanya bisa dirayakan di rumah dulu.
"Silahturahmi lewat video bisa lah diakali dengan baju lama yang masih bagus, engga perlu beli baju lagi," ucap Aidil.
Sementara untuk pengeluaran yang wajib hukumnya seperti pembayaran zakat serta kiriman kepada orang tua dan keluarga dapat dimanfaatkan dari 30 persen THR yang telah disisihkan. Namun, tentu sesuaikan dengan keperluan masing-masing, pengeluaran dapat diperbesar asal tak lantas kecolongan.
Pos lainnya yang dapat dihemat yaitu konsumsi. Jika Lebaran sebelumnya kerap digunakan untuk makan di restoran mahal atau untuk biaya open house, kini konsumsi dapat direm dengan masak seadanya di rumah.
Jika masih ada dana lebih, ia menyarankan untuk menyantunkan kepada orang terdekat yang paling membutuhkan seperti petugas kebersihan atau satpam kompleks yang kemungkinan tak mendapatkan THR. Manfaatnya, kata dia, bisa jauh lebih besar dibanding digunakan untuk belanja keperluan tak mendesak.
"Yang paling penting adalah kalau tidak ada keperluan mengeluarkan uang disarankan jangan, kalau bisa simpan semuanya," pesannya.
Sejalan, Perencana Keuangan Finansial Consulting Eko Endarto menyebut idealnya saat ini menyimpan dana darurat sebesar 3-6 bulan gaji terutama pada saat pendapatan tengah tak stabil seperti saat ini.
Terlebih ketika menerima penghasilan lebih seperti THR, dana tersebut harus dimaksimalkan terutama bagi mereka yang tak menerima THR secara penuh.
Eko menyebut, prinsipnya sama, tekan pengeluaran sebesar mungkin untuk ditabung bagi mereka yang mengalami pemotongan THR.
Di tengah pandemi virus corona, ia tak menyarankan untuk membelanjakan uang THR di pasar keuangan meski pada saat normal menabung saham dianjurkan. Namun, untuk mereka yang memiliki dana mencukupi dan ingin mengalihkan uang tunai ke pasar keuangan, ia menyarankan untuk memilih deposito jangka pendek atau reksadana.
"Kalau tidak punya dana cadangan sebaiknya jangan ke saham dulu, simpan ke deposito jangka pendek untuk jaga-jaga. Kecuali kalau ada dana cadangan, bisa reksadana saham," katanya.
Sumber : cnnindonesia.com