Kinerja Perusahaan Global Diramal Lesu Gara-gara Corona
19 Maret 2020, 09:00:01 Dilihat: 301x
Jakarta -- Kinerja perusahaan global diprediksi merosot pada kuartal I 2020 karena penyebaran virus corona. Survei FactSet kepada beberapa analis memperkirakan pendapatan turun sebesar 1,7 persen untuk perusahaan yang sahamnya tercatat di indeks S&P 500 pada kuartal I 2020. Namun, ramalan itu dinilai terlalu konservatif untuk kondisi saat ini.
Mengutip CNN, Selasa (17/3) kinerja perusahaan diramal turun tajam karena dampak pandemi itu menekan permintaan, terutama permintaan dari China selama tiga bulan pertama tahun ini.
Sebelumnya, para analis memprediksi kenaikan pendapatan sebesar 4,4 persen pada kuartal I 2020. Namun, 72 perusahaan di S&P 500 mengatakan bahwa kinerja kuartal pertama diprediksi meleset dari perkiraan itu.
Analis pun merevisi proyeksi pendapatan mereka menjadi negatif 0,7 persen. Namun, FactSet menyebut terbuka potensi pendapatan jatuh lebih dalam karena warga Amerika mulai mengisolasi diri dan mengurangi aktivitas di luar rumah.
FactSet menyebutkan kinerja perusahaan pada kuartal kedua diramal lebih buruk. Sebab, dampak penutupan bisnis di AS baru terasa pada periode tersebut.
"Larangan perjalanan, event olahraga, penerapan jarak sosial, dan masalah pasokan dapat menghasilkan serangkaian tambahan guncangan permintaan yang mungkin belum diperkirakan Wall Street," kata Kepala Strategi Citi US Equity Tobias Levkovich.
Sementara itu, kejutan dari The Fed memotong suku bunganya menjadi nol persen memberikan tekanan pada bank. Sebab, pendapatan mereka cenderung terpukul karena berkurangnya margin keuntungan dari pinjaman
Khawatir Krisis 2008 Berulang
Lembaga ekonomi memangkas prediksi pertumbuhan ekonomi mereka karena perkembangan virus corona. Tidak diragukan, hal ini akan berdampak pada pendapatan perseroan.
"Keuntungan mungkin akan flat selama 2020," kata Kepala RBC Capital Markets Lori Calvasina.
Ia mengatakan bahwa aksi jual pasar baru-baru ini mirip dengan akhir September atau awal Oktober 2008 yang merupakan hari-hari terburuk krisis keuangan. Namun, Calvasina menuturkan kondisi ekonomi global dan perbankan besar saat ini lebih kuat.
"Saya khawatir sentimen ini bisa menjadi sama tertekannya seperti dulu."katanya.
Akan tetapi, beberapa analis memprediksi tekanan itu hanya bersifat sementara. Setelah krisis virus corona berakhir segalanya akan kembali normal secara perlahan-lahan.
Survei FactSet memperkirakan pendapatan perusahaan akan naik 5,2 persen pada kuartal ketiga dan 8,6 persen pada kuartal keempat tahun ini. Angka itu diyakini cukup untuk mengangkat pendapatan selama setahun penuh.
"Setelah negara berhasil melewati wabah Covid-19 pada musim semi atau musim panas ini, itu adalah peluang untuk rebound menuju akhir 2020 dan 2021," kata kepala kepala investasi untuk Hightower-RDM Financial Group Michael Sheldon.
Sumber : cnnindonesia.com